Nama Abah Sepuh Dan Abah Anom Mulai Disebut Orang


ABAH ANOM DIANGKAT MURSYID THORIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH PADA USIA 35 TAHUN

Sebutan Abah Sepuh kepada Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad alias Mama Ajengan Godebag, dan sebutan Abah Anom kepada Kiyai Haji Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin alias Ajengan Shohib, mulai terdengar di antara tahun 1950-1952, pada saat estafet Kemursyidan Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN Suryalaya) di tahun 1950 diterima oleh Ajengan Shohib yang pada saat itu berusia 35 tahun dari Mama Ajengan Godebag yang pada saat itu berusia 116 tahun.

Dari perbedaan usia yang menyolok itulah maka dua sebutan "Abah" kepada dua Mursyid dengan lafal etnik Sunda diberlakukan untuk membedakan Mursyid Tua dengan sebutan "Abah Sepuh" kepada Mama Ajengan Godebag dan Mursyid Muda dengan sebutan "Abah Anom" kepada Ajengan Shohib sampai kepada waktunya pendiri Pesantren Suryalaya yang didirikan pada tanggal 5 September 1905 dan sebagai Mursyid TQN Suryalaya yang ke 36 yang terkenal dengan nama Mama Ajengan Godebag dan bergelar Abah Sepuh Syekh Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad itu wafat pada tanggal 25 Januari 1956 pada usia 120 tahun di rumah keluarga H. Sobari di Cihideung Tasikmalaya.

Dan di lidah-lidah murid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah, sebutan Abah Sepuh dan Abah Anom tetap disebut beriringan sampai masa sekarang dan sampai pada masa yang akan datang yang sampai pada masa berakhir ajal-ajal seseorang datang menjelang.

***
Daftar Isi