Riwayat Singkat Abah Anom


LAHIRNYA ABAH ANOM

Abah Anom dilahirkan di Pondok Pesantren Suryalaya Kampung Godebag Desa Tanjungkerta Kecamatan Pagerageung Tasikmalaya pada tanggal 1 Januari 1915 dari rahim Hajjah Juhriyah, dan diberi nama Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin, dengan nama kecil Shohib.

Abah Anom merupakan anak kelima dari pendiri pondok pesantren Suryalaya Syekh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad, yang merupakan Mursyid Thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah ke 36 dari Syekh Tholhah Kalisapu Cirebon.

***

Daftar Isi


Abah Anom "Putra Panengah"


PUTRA-PUTRI SYEKH ABDULLAH MUBAROK BIN NUR MUHAMMAD (ABAH SEPUH)

Abah Anom putra "Panengah" Syekh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad dari 4 kakak dan 4 adik, 1 kakak sulung tiri lain ibu dan 1 adik bungsu tiri lain ibu, dengan susunan sebagai berikut:

1. Hj. Sofiyah (seayah lain ibu).

2. Hj. Sukanah.

3. H. Dahlan.

4. Hj. Saadah.

5. Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom).

6. Hj. Uwas.

7. Hj. Didah.

8. Hj. Y. Juhriyah.

9. KH. Noor Anom Mubarok (saudara seayah lain ibu).

***

Daftar Isi


Susunan Putra Putri Abah Anom


15 ORANG PUTRA-PUTRI ABAH ANOM

Abah Anom mempunyai 14 putra kandung dan 1 putra sulung tiri.

Dari rahim Hj. Euis Siti Ru'yanah (istri Abah Anom yang pertama):

1. H. Tutu Ruhiat Mintapradja (1940, putra tiri Abah Anom).

2. H. Dudun Nur Saiddudin (1942).

3. Aos Husnifalah (1943).

4. Hj. N. Nonong (1945).

5. H. Didin Hidir Arifin (kembar lahir 1947).

6. H. Oneng Hesyati (kembar lahir 1947).

7. H. Endang Ja'far Sidik (1949).

8. H. Otin Khodijah (1951).

9. H. Kankan Zulkarnaen (1952).

10. H. Memet Ruhimat (1954).

11. Hj. Ati Unsuryati (1956).

12. Hj. Aneu Utia Rohayaneu (1958).

13. H. Baban Ahmad Jihad (1960).

14. Hj. Nia Iryanti (1962).

Dari rahim Hj. Yoyoh Sofiah (istri Abah Anom yang kedua):

15. Ujang Muhammad Mubarok Qodiri (1986).

***

Daftar Isi


Masa Pendidikan Abah Anom


ANTARA TAHUN 1923-1928

Dimulai pada usia 8 tahun Shohib muda (Abah Anom) sekolah di Vervolig School (semacam sekolah dasar) di Ciamis.

ANTARA TAHUN 1928-1930

Shohib muda masuk sekolah menengah semacam Tsanawiyah di Ciawi Tasikmalaya.

ANTARA TAHUN 1930-1931

Shohib muda belajar ilmu fiqh di Pesantren Cicariang Cianjur, dan mendapatkan ijazah "Harupat Tujuh", yaitu suatu istilah dalam tulis menulis huruf Arab, Al-Quran dan Hadits.

ANTARA TAHUN 1931-1933

Shohib Muda melanjutkan belajar fiqh madzhab Syafi'i, nahwu, shorof dan balagoh di Pesantren Jambudwipa Cianjur.

ANTARA TAHUN 1923-1925

Shohib muda belajar di Pesantren Gentur Cianjur pada
Ajengan Syatibi, seorang ulama ahli fiqh, kalam, tafsir, hadits, nahwu, shorof dan balaghoh. Siang hari belajar pada putra Ajengan Syatibi, dan malam harinya berguru langsung kepada Ajengan Syatibi.

ANTARA TAHUN 1935-1937

Shohib muda melanjutkan belajar di Pesantren Cireungas Cimalati Sukabumi pada Kiyai Aceng Mumu, putra dari Ajengan Sindanghayu Nyalindung Sukabumi atau dikenal juga sebagai Ajengan Cikaret, yang terkenal sebagai ahli tarekat yang diaplikasikan pada ilmu silat.

Pada kiayi Aceng Mumu ini, Shohib muda memperoleh berbagai ilmu, yang di antaranya ilmu hikmat, silat, berburu hewan liar di hutan, ilmu bangunan, sampai ilmu dalam mengelola dan memimpin sebuah pesantren.

***

Daftar Isi


Wakil Talqin Termuda



ABAH ANOM DIANGKAT SEBAGAI WAKIL TALQIN PADA USIA 18 TAHUN

Pada usia 18 tahun, Shohib muda telah banyak menguasai ilmu-ilmu agama Islam yang relatif tinggi. Tetapi kehausannya untuk menuntut ilmu belum terpuaskan, sehingga ia terus mencari ilmu, yang di antaranya adalah kegemarannya menuntut ilmu silat semakin ia perdalam dengan berguru kepada H. Junaedi di Pesantren Citengah Panjalu Ciamis, seorang guru yang ahli ilmu alat, silat dan hikmat.

Dan pada usia tersebut, Shohib muda diangkat oleh Syekh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) sebagai wakil talqinnya untuk mengajarkan dzikir kepada orang yang berniat mengamalkan Thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah jalur Syekh Tholhah.

***

Daftar Isi


Tujuh Bulan Di Tanah Harom


SEMPRONG BULAO

"Semprong Bulao" adalah kapal laut milik perusahaan Belanda yang membawa Shohib muda melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah pada usia 23 tahun setelah menikah dengan Euis Siti Ru'yanah.

Pada bulan Rhomadlon, Shohib Muda rajin mengikuti pengajian "bandongan" tafsir dan hadits di Masjidil Harom yang disampaikan oleh guru-guru dari Mekah ataupun dari Mesir.

Juga ia mengikuti mudzakaroh Kitab Sirrul Asror dan Kitab Ghoniyatuth Tholibin karya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani yang disampaikan oleh Syekh Romli, salah seorang wakil talqin Thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah yang diangkat oleh Abah Sepuh dan menetap dan mendirikan Ribath Naqsyabandi di Jabal Qubaisy Mekah.

Di Tanah Harom tersebut, Shohib Muda telah mempunya pengalaman yang mendalam dalam keagamaan, dengan terbukti ia mampu menguasai tafsir, hadits, fiqh, kalam dan tasawuf.

***
Daftar Isi


Ajengan Shohib


MEMBANTU ABAH SEPUH MEMIMPIN PONDOK PESANTREN SURYALAYA

Sepulangnya dari Mekah pada tahun 1939, Shohib muda membantu ayahandanya Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad dalam memimpin Pondok Pesantren Suryalaya.

Kemampuannya dalam memimpin pesantren sangat mengagumkan dengan pemahaman yang mendalam dalam tafsir, hadits, fiqih, kalam dan tasawuf, serta kefasihannya dalam berbahasa Arab, Indonesia, Jawa dan sangat cindekia dalam budaya, bahasa dan sastra Sunda melebihi kepandaian sarjana sastra sunda manapun pada masa itu, sehingga dalam penyampaian berbahasanya mampu mencapai kepada retorika yang hebat, membuat para pendengarnya mau menerima apa yang disampaikannya di dalam
lubuk hati mereka masing-masing yang paling dalam, dan saat itu pula nama "Ajengan Shohib" jadi buah bibir orang-orang sebagai seorang kiyai yang piawai dan pembantu utama Syekh Mursyid Abdullah Mubarok dari Suryalaya, walaupun pada masa tahun 1939-1945 pemerintah Kolonial masih berkuasa sampai masuk pendudukan Jepang dan diteruskan dengan masa genting pemberontakan DI/TII
juga fitnah yang berkembang bahwa agama islam yang diajarkan di Suryalaya telah menyeleweng dari islam yang sebenarnya, merupakan masa-masa yang sulit bagi Ajengan Shohib dalam pengembangan pesantren dan Thoriqot Qodiriyah Naqsyabandiyah yang dikembangkan olehnya, tetapi tidaklah jadi penghalang untuk terus berjalan menyeru kepada La Ilaha Illalloh sampai kepada waktu sekarang.

***
Daftar Isi


Nama Abah Sepuh Dan Abah Anom Mulai Disebut Orang


ABAH ANOM DIANGKAT MURSYID THORIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH PADA USIA 35 TAHUN

Sebutan Abah Sepuh kepada Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad alias Mama Ajengan Godebag, dan sebutan Abah Anom kepada Kiyai Haji Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin alias Ajengan Shohib, mulai terdengar di antara tahun 1950-1952, pada saat estafet Kemursyidan Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah (TQN Suryalaya) di tahun 1950 diterima oleh Ajengan Shohib yang pada saat itu berusia 35 tahun dari Mama Ajengan Godebag yang pada saat itu berusia 116 tahun.

Dari perbedaan usia yang menyolok itulah maka dua sebutan "Abah" kepada dua Mursyid dengan lafal etnik Sunda diberlakukan untuk membedakan Mursyid Tua dengan sebutan "Abah Sepuh" kepada Mama Ajengan Godebag dan Mursyid Muda dengan sebutan "Abah Anom" kepada Ajengan Shohib sampai kepada waktunya pendiri Pesantren Suryalaya yang didirikan pada tanggal 5 September 1905 dan sebagai Mursyid TQN Suryalaya yang ke 36 yang terkenal dengan nama Mama Ajengan Godebag dan bergelar Abah Sepuh Syekh Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad itu wafat pada tanggal 25 Januari 1956 pada usia 120 tahun di rumah keluarga H. Sobari di Cihideung Tasikmalaya.

Dan di lidah-lidah murid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah, sebutan Abah Sepuh dan Abah Anom tetap disebut beriringan sampai masa sekarang dan sampai pada masa yang akan datang yang sampai pada masa berakhir ajal-ajal seseorang datang menjelang.

***
Daftar Isi


Abah Anom Yang Peduli Terhadap Agama Dan Negara


ABAH ANOM GIGIH MENYEBARKAN AJARAN ISLAM MELALUI THORIQOH QODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat melalui pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.

Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada perintah agama dan negara, maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.

Di samping melestarikan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui metode Thoriqah Qadiriyah Naqsabandiyah, Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat, maka sejak tahun 1961 didirikanlah Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya, termasuk pendidikan formal, mulai TK, SMP Islam, SMU, SMK, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Aliyah kegamaan, Perguruan Tinggi (IAILM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah serta Pondok Remaja Inabah.

Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat yang sedang tertimpa musibah.

Berdirinya Pondok Remaja Inabah membawa hikmah, di antaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi, dan psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin Ilmunya, termasuk tasawuf dan tarekat, mampu merehabilitasi kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan Thoriqah Qadiriyah Naqsabandiyah.

Sepulangnya melaksanakan ibadah haji, istri tercinta Hj. Euis Siti Ru'yanah menderita sakit pada tahun 1974-1978 sampai wafatnya. Tetapi kesedihan tidak mengurungkan semangatnya untuk mengembangkan ajaran Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah, dengan terbukti semakin semaraknya La Ilaha Illalloh di tiap tempat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan manca negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, Australia dan di belahan bumi lainnya, dengan dibantu oleh para Wakil Talqinnya, Mubaligh, Sesepuh Ikhwan dan tokoh-tokoh lainnya dari setiap golongan kemasyarakatan, yang bahu membahu dengan gigih mengembangkan TQN Suryalaya sampai dikenal dan dipandang oleh mata dunia luas.

Pada tahun 1978, Abah Anom mempersunting seorang wanita solehah yang bernama Yoyoh Sofiah dan dikaruniai seorang putra yang diberi nama Ujang Muhammad Qodiri Mubarok, dan semakin bersinarlah tempat terbitnya matahari ma'rifat Pondok Pesantren Suryalaya.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Abah Anom menunjuk tiga orang pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan H. Dudun Nursaiduddin sebagai "Pengemban Amanah" Abah Anom.

***

Sumber:
Buku Thoriqot Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (Sejarah, Asal-Usul Dan Perkembangannya) Edisi Ulang Tahun Pondok Pesantren Suryalaya Ke-85
(1990) Yang Diterbitkan Oleh Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Pada Tahun 1990

***
Daftar Isi


Silsilah Kemursyidan


SILSILAH TQN
"THORIQAT QOODIRIYYAH WAN NAQSYABANDIYYAH"
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA

1. Robbul Arbaabi Wa Mu'tiqur Riqoobi Alloohhu Subhaanahhuu Wa Ta'aalaa.

2. Sayyidunaa Jibril a.s.

3. Sayyidunaa Mamba'ul 'Ilmi Wal Asroori Wa Makhzanul Faydli Wal Anwaari Wa Maljaa-ul Ummati Wal Abroori Wa Mahhbathu Jibriila Fil Laili Wan Nahhaari Habiibulloohhis Sattaaril Ladzii Angzala 'Alaa Afdlolul Kutubi Wal Asfaari Sayyidunaa Muhammadinil Mukhtaari Shollalloohhu 'Alaihhi Wa 'Alaa Aalihhi Wa Ash-haabihhil Akhyaar.

4. Sayyidunaa 'Alliyyu karrama 'llohu wajhah.

5. Sayyidunaa Hussain
r.a.

6. Sayyidunaa Zainul 'Aabidin r.a.

7. Sayyidunaa Muhammad Al-Baaqir r.a.

8. Sayyidunaa Ja'farus Shoodiq r.a.

9. Sayyidunaa Al-Imaam Muusa Al-Kaazhim r.a.

10. As-Syaikh Abu Al-Hasani 'Alii Bin Muusa Ridloo r.a.

11. As-Syaikh Ma'ruuful Karkhi r.a.

12. As-Syaikh Sirrus Saqothii r.a.

13. As-Syaikh Abul
Qoosim Al-Junaidil Baghdaadii r.a.

14. As-Syaikh Abuu Bakrin Dilfi As-Syibli r.a.

15. Syeikh Abul Fadlli Ao 'Abdul Waahid At-Tamiimii r.a.

16. Syeikh Abdul Farij At-Thurthuusi r.a.

17. Syeikh Hasan 'Alii Bin Yuusuf Al-Qirsyil Hhakkaarii r.a.

18. Syeikh Abuu Sa'iid Al-Mubaarok Bin 'Alii Al-Makhzuumii r.a.

19. Syeikh 'Abdul Qoodir Al-Jailaanii q.s.

20. Syeikh 'Abdul 'Aziiz r.a.

21. Syeikh Muhammad Al-Hattaak r.a.

22. Syeikh Syamsuddiin r.a.

23. Syeikh Syarofuddiin r.a.

24. Syeikh Nuuruddiin r.a.

25. Syeikh Waliyuddiin r.a.

26. Syeikh Hisyaamuddiin r.a.

27. Syeikh Yahyaa r.a.

28. Syeikh Abuu Bakrin r.a.

29. Syeikh 'Abdur Rohiim r.a.

30. Syeikh 'Utsman r.a.

31. Syeikh 'Abdul
Fattah r.a.

32. Syeikh Muhammad Murood r.a.

33. Syeikh Syamsuddiin r.a.

34. Syeikh Ahmad Khoothib Syambaasi Ibnu 'Abdil Ghoffaar r.a.

35. Syeikh Tholhahh Kali Sapu Cirebon r.a.

36. Syeikh 'Abdullooh Mubaarok Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) r.a. Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya.

37. Syeikh Ahmad Shoohibul Wafaa Taajul Aarifiin (Abah Anom) r.a. Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya.

***
Daftar Isi